Minggu, 30 September 2012

Isinya

Isinya

Kadangkala isi Alkitab dipandang pesimis oleh teman-teman Slimut.

Seperti Allah sering berbicara dalam bahasa yang bermajas atau puitis,

*Yesaya 42:14,
Allah berkata, "Sudah lama Aku membisu; Aku diam dan menahan diri. Sekarang tiba saatnya untuk bertindak, Aku mau berteriak seperti wanita yang melahirkan.


Hal di atas adalah puji-pujian keselamatan, umat Kristen tidak malu dengan ayat di atas, sebaliknya malah bunyinya lebih indah bagi seorang pecinta puitis atau yang sehati dengan seni.

Manakala di Alkitab-lah para ahli bahasa belajar dan mengumpulkan bahasa-bahasa lain (majas alegoris, ironi, hiperbola, puitis dll).

Buku ini (Alkitab), telah banyak berpengaruh terhadap karya-karya terbesar dunia baik dalam bidang seni, sastra, dan musik, serta juga memiliki pengaruh yang menonjol terhadap hukum.

Isi yang sering dipermasalahkn oleh teman Muslim kita yang lainnya adalah tentang kejujuran Alkitab menulis dosa para nabi, baik itu berupa incest, pengingkaran dan lain-lain.

Tetapi, segala dosa para nabi yang ditulis oleh Alkitab tidaklah pernah dibenarkan oleh-Nya, sebaliknya malah mendapat ganjaran akibat dari dosa itu.

Bacalah semua perbuatan dosa yang tertulis di Alkitab, dan Anda tidak akan menemukan saran untuk mengikuti perbuatan itu, sebaliknya Anda belajar mengenal sesuatu yang tidak berkenan di mata Allah.

Alkitab saja begitu berpengaruh di bidang hukum. Mana mungkin bapak-bapak hukum terdahulu berpatokan pada kitab yang mengajarkan hal yang salah. Itu sungguh konyol. :D

Demikian pun bahasa-bahasa yang digunakan, begitu menginspirasi para penulis puitis.

Macam-macam sifat menulis diinspirasikan dari kitab ini, ada menulis secara topical, ada juga secara kronologis, ada pembulatan angka, detail dan rinci, persuasi, ekposisi, dan lain-lain.

Hukum, kebijaksanaan, majas hiperbola, ironi, personifikasi, anthropomorf, puitis, sajak, syair, sastra, dan lain-lain.

Wah, ke semua hal yang dinilai salah oleh teman-teman Muslim ternyata begitu berpengaruh terhadap perkembangan sastra, seni, bahasa, hukum dan lain-lain.

Bahkan hal ini dipelajari di sekolahan, Muslim yang mengkritisi Alkitab sedemikian sebaiknya berhenti menulis secara majas, puitis, atau mengikuti jurusan hukum, karena semuanya itu diinspirasikan oleh buku yang sangat luar biasa, yang mereka kritisi, yang tetap bertahan hingga masa kini dan selama-lamanya!

Dan ayat di atas atau kesalahan Alkitab produk Muslim lainnya bukan alasan membuktikan kepalsuan Alkitab, dan tidak ada alasan untuk mengatakan itu! Haleluya!

Sifatnya

Sifatnya

Sifat Alkitab ada berupa kiasan -majas-, detail, rinci, topical, kronologis, pembulatan dan lain-lain.

1. Kiasan, tidak diartikan secara lahiriah, melainkan secara batiniah, seperti ketika Adam dan Hawa diciptakan Allah, Allah memerintahkan mereka supaya tidak memakan buah 'larangan', dan memberitahu akibat dari pelanggaran itu, bahwa seketika itu juga mereka akan mati.

Namun, orang yang mengartikan secara lahiriah akan menyalahi Alkitab karena kenyataannya mereka tidak mati, tetapi yang mengartikan secara batiniah paham bahwa mati secara rohanilah yang dimaksud Allah, terbukti pada saat itu juga mereka diusir dari taman Eden yang letaknya disebelah timur bumi (Kej. 2);

2. Detail, satu contoh sifat detail diambil dari kitab Injil Matius, yang kebanyakan bercerita secara besar-besaran, alasannya Injil ini pertama kali ditujukan oleh orang Yahudi karena Matius menceriterakannya dengan membandingkan dengan nubuat-nubuat (ramalan) yang tertulis di Perjanjian Lama.

Seperti ketika Yesus menyuruh meminjam keledai (Mat. 21), Matius secara detail dan sesuai tujuannya menulis bahwa ada dua ekor keledai disana untuk menggenapi nubuat ini: Za. 9:9, agar orang Yahudi menjadi yakin bahwa nubuat Mesias terpenuhi dan tergenapi di dalam diri Yesus, tetapi kitab Injil Markus 11, hanya menulis seekor saja, alias hanya fokus kepada seekor keledai yang nantinya ditunggangi Tuhan Yesus.

Ini tentu tidak salah, karena kedua penulis memilih sudutpandangnya sendiri itu adalah kebiasaan umum, misal biasanya orang menulis cerita dan hanya fokus ke satu 'buah' saja padahal ada banyak 'buah' disana.

3. Saling melengkapi, kasus bunuh diri Yudas Iskariot yang diceritakan oleh Matius 27 menapakkan kematian yang seketika, Yudas menggantung diri dan mati, namun di KPR 1 menceritakan kematiannya bahwa ia jatuh terpelungkup dan seluruh isi perutnya keluar.

Ini tidaklah bertentangan, justru disinilah kita melihat sifat saling melengkapi, bahwa Yudas menggantung diri DAN tali yang ia pakai putus sehingga ia terjatuh akhirnya mati dalam kondisi seluruh isi perutnya keluar.

Ini bukan soal ini atau itu, melainkan ini dan itu!

Sama halnya dengan berita, yang satu sama lain stasiun televisi saling melengkapi. Ini justru menambah pengetahun kita.

4. Sudutpandang, seperti ilustrasi 'buah' di atas -dan- keledai.

Sifat ini yang lainnya dapat kita lihat antara Injil Matius dan Injil Lukas, dimana keduanya menulis silsilah Yesus namun dari sudut yang berbeda, yang satu menulis silsilah Ayah (Matius) dan yang lain dari silsilah Ibu (Lukas).

Injil Matius ditujukan kepada orang Yahudi, jadi dia menulis dari silsilah ayah, ini hal yang menjadi tradisi orang Yahudi, Matius memulai silsilah-Nya dari bapa 'Abraham', karena mulai dari ialah Perjanjian dimulai.

Matius fokus cerita ke Yusuf, baik dari silsilah maupun perjumpaan Yusuf dengan malaikat, sedangkan Lukas fokus bercerita ke Maria, mengenai silsilahnya dan perjumpaan Maria dengan malaikat.

Kemudian, dapat kita lihat lagi di kitab Injil Yohanes 20, dimana Yohanes fokus ke Maria saja waktu datang ke kubur Yesus, padahal di kitab Matius kita melihat bahwa Maria pergi bersama yang lain ke sana, dan sepanjang cerita kebangkitan Yesus, Yohanes terus fokus ke Maria dimana Maria kemudian bertemu dengan Yesus, yang ceritanya tidak kita dapati di Injil lain.

5. Rinci, sifat rinci kebalikan dari detail.

6. Topical, sifat ini membahas cerita secara semi-kronologis, yaitu menggabungkan isi 'topic' yang sama.

Seperti ketika Yesus mengutuk pohon ara (Matius 21) nampak bahwa pohon ara itu langsung kering, padahal di kitab Markus 11 kita membaca bahwa keesokan harinyalah pohon ara itu kering.

Ini karena Matius menulisnya secara 'topical', ketika bercerita tentang 'pohon ara', ia menyelesaikan cerita itu langsung, tidak seperti kitab Markus yang justru memilih bercerita secara kronologis.

7. Kronologis, secara berutu, seperti kitab Markus di atas.

8. Pembulatan, kitab Tawarikh terlihat bertentangan dengan kitab Raja-raja ketika menulis tentang umur, baiklah kita ketahui bahwa kadangkala penulis membulatkan umur-umur tersebut, seperti umur 13 tahun 8 bulan, dibulatkan menjadi 14 tahun; 14 tahun 7 bulan, dibulatkan menjadi 15...., dan lain-lain.

Orang Indonesia ketika ditanya berapa tahun Belanda menjajahnya, dijawab: selama 350 tahun.

Tidak secara detail menyebut bulan-tanggal-hari-waktunya, mungkin saja 350 tahun itu adalah angka pembulatan dari 349 tahun sekian bulan sekian hari dan sekian waktu.


Dan lain-lain.

Bukan "dari langit", bukan pula "secara serentak"

Bukan "dari langit", bukan pula "secara serentak"

Kalimat yang dibubuhi dalam tanda kutip [", red - dari langit, secara serentak - ] adalah pemahaman produk Qur'an (versi Muslim),

*QS. 3:3,
(Tuhan Allah) telah menurunkan kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang terdahulu dari padanya, lagi menurunkan Taurat dan Injil.

*QS. 6:163,
Dan kami telah memberi kitab zabur ke pada Nabi Dawud.

Kemudian, ada bonus 'kekeliruan lainnya', yaitu 'secara serentak'.

Ini jelas keliru. Pembenarannya adalah, Alkitab bukan dari langit, melainkan ditulis oleh lebih dari 40 orang, bukan juga secara serentak (dalam sekejap seluruh isi Alkitab ada), melainkan selama 15 abad.

[baca: The Bibles]

The Bibles

The Bibles

Kitab-kitab yang ada di Alkitab secara sah [sesuai naskah Ibrani (PL) dan Yunani (PB) yang ditemukan] berjumlah 66 kitab. Di mana PL berjumlah 39 kitab dan PB berjumlah 27 kitab.

Alkitab disusun secara 'semi-kronologis', maksudnya disusun berdasar tema atau bagian kitab tersebut, seperti nabi Yeremia hidup di zaman Raja Yosia (kitab Raja-raja) tetapi kitab Yeremia tidak diletakkan setelah kitab Raja-raja, sebaliknya dikelompokkan bersama kitab yang bertema sama. Nabi Yeremia termasuk nabi besar, jadi dikumpulkan bersama nabi besar lainnya.

Demikian juga kitab yang ditulis oleh raja Salomo, anak Daud, dikumpulkan bersama kitab yang bertema sama, Salomo diberi wahyu untuk menulis kitab, dan kitabnya itu dalam frasa puitis, sebagaimana ayahnya (Daud) menciptakan kitab yang beraliran sama. Maka, urutan (kronologis) kitab Salomo ditaruh di kitab yang bersemi sama.

Bagian-bagian Alkitab,

A. PERJANJIAN LAMA

Pentateuch [Kelima Kitab Taurat]:

1. Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan, ditulis oleh nabi Musa, namun khusus kitab Ulangan dilanjutkan oleh nabi Yosua – 1400 S.M

Sejarah:

2. Yosua, oleh Yosua – 1350 S.M

3. Hakim-Hakim, Rut, 1 Samuel, 2 Samuel, oleh Samuel dan atau Natan dan atau Gad – 1000-900 S.M

4. 1 Raja-Raja, 2 Raja-Raja, oleh Yeremia – 600 S.M

5. 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, oleh Ezra – 450 S.M

6. Ratu Ester oleh Mordekhai – 400 S.M

Kebijaksanaan dan Puisi:

7. Ayub oleh Musa – 1400 S.M

8. Mazmur, oleh beberapa penulis yang berbeda, kebanyakan oleh Daud – 1000 – 400 S.M

9. Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, oleh Salomo – 900 S.M

Nabi-nabi Besar:

10. Yesaya, oleh Yesaya – 700 S.M

11. Yeremia, Ratapan, oleh Yeremia – 600 S.M

12. Yehezkiel, oleh Yehezkiel – 550 S.M

13. Daniel, oleh Daniel – 550 S.M

Nabi-nabi Kecil:

14. Hosea, oleh Hosea – 750 S.M

15. Yoel, oleh Yoel – 850 S.M

16. Amos, oleh Amos – 750 S.M

17. Obaja, oleh Obaja – 600 S.M

18. Yunus, oleh Yunus – 700 S.M

19. Mikha, oleh Mikha – 700 S.M

20. Habakuk, oleh Habakuk – 600 S.M

21. Zefanya, oleh Zefanya – 650 S.M

22. Hagai, oleh Hagai – 520 S.M

23. Zakharia, oleh Zakharia – 500 S.M

24. Maleakhi, oleh Maleakhi – 430 S.M

B. PERJANJIAN BARU

Injil:

1. Matius, oleh Matius - 55 A.D

2. Markus, oleh Yohanes Markus – 50 A.D

3. Lukas, oleh Lukas – 60 A.D

4. Yohanes, oleh Yohanes, anak Zebedeus – 90 A.D

Sejarah Perjanjian Baru/Kekristenan:

5. Kisah Para Rasul, oleh Lukas – 65 A.D

Surat Para Rasul:

6. Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, Filemon, oleh Paulus – 50-70 A.D

7. Ibrani, oleh anonymuose [tidak disebut namanya], tidak diduga Paulus karena ia selalu mengirim surat dengan kata 'Pembuka' sembari menyebut namanya, tetapi diduga Lukas, Barnabas, atau Apolos (Petrus) – 65 A.D

8. Yakobus, oleh Yakobus – 45 A.D

9. 1 Petrus, 2 Petrus, oleh Petrus – 60 A.D

10. 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, oleh Yohanes, anak Zebedeus – 90 A.D

11. Yudas, oleh Yudas saudara Yakobus, bukan Yudas Iskariot – 60 A.D

12. Wahyu, oleh Yohanes, anak Zebedeus – 90 A.D.

Keterangan:
1. S. M adalah tahun Sebelum Masehi, tahun sebelum kelahiran Tuhan Yesus Kristus/Isa Al Masih. Dalam bahasa Inggris disebut BC atau Before Christ;

2. A. D adalah Anno Dommini, bahasa Latin, yang berarti Tahun Tuhan Kita, orang Indonesia menyebutnya Masehi, keduanya sama mengartikan ini sebagai Tahun di mana Kristus telah lahir.

3. Penanggalan Masehi dibuat oleh seorang biarawan bernama Dionisius. Dan akhirnya diakui sebagai tahun dunia.

The Bibles Bagaimana penulisannya?

The Bibles
Bagaimana penulisannya?

Setelah menambah wawasan tentang bagian Alkitab dan siapa-siapa penulisnya, sekarang kita akan memahami bagaimana penulisan Alkitab itu.

Sebagaimana yang kita tahu, bahwa Alkitab ditulis dengan adanya bimbingan dari Roh Kudus,

*2 Petrus 1:21,
sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.


Perlu diketahui bahwa tidaklah semua nabi dan rasul diilhami untuk menulis kitab, misalnya dari keduableas murid inti yang kemudian disebut para rasul Tuhan Yesus Kristus hanya 2 orang saja yang diilhami untuk menulis Injil, yaitu Matius dan Yohanes. Sedangkan Yohanes Markus dan Lukas adalah rasul (murid) selebihnya, Yesus tidak hanya memiliki 12 Murid, malah Ia saja pernah mengutus 70 murid-Nya (Lukas 10) dan semakin bertambah jumlahnya.

Mereka yang diilhami untuk menulis kitab mendapat bimbingan dari Roh Kudus, namun tidak berarti bahwa Roh Kudus disini mendiktekan apa-apa saja yang harus mereka tulis.

Kita diingatkan oleh Salomo, bahwa;

*Pengkhotbah 3:11,
.... manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.


Pengilhaman oleh Roh Kudus tidak menjadikan penulis serbatahu, penulis tetap dalam keterbatasan bedanya mereka dapat bernubuat.

Pengilhaman ini juga tidak mengubah sifat penulis dalam bercerita, penulis tetap menjadi diri mereka -bercerita sesuai dengan gaya bicara mereka masing-masing-.

Seperti Matius kadangkala lebih suka membesar-besarkan caranya dalam bercerita [detail], tetapi Markus kadangkala terkesan merinci saja atau fokus ke bagian tertentu.

Ini tentu tidak salah, karena Alkitab bukanlah sebuah buku yang didiktekan. Ditulis secara 'detail' atau 'rinci' bukan oleh suruhan Roh Kudus, tetapi sifat dari penulis itu sendiri.

Sabtu, 29 September 2012

Buku Yang Hendaknya Saudara Baca

"Alkitab tidak usah diberi perhatian serius." Demikian kata seorang profesor universitas kepada seorang wanita muda yang berbicara terus terang.

"Apakah Anda pernah membaca Alkitab?" tanya wanita ini.

Terperanjat mendengar hal itu, sang profesor harus mengakui bahwa ia belum membacanya.

"Bagaimana Anda bisa dengan yakin mengutarakan pendapat tentnag buku yang b

elum pernah Anda baca?"

Argumen wanita ini sugguh tepat. Sang profesor memutuskan untuk membaca Alkitab dan kemudian mengutarakan pendapat tentangnya.

ALKITAB, yang terdiri dari 66 buku, telah digambarkan sebagai "kumpulan buku yang kemungkinan paling berpengaruh dalam sejarah manusia". Sebenarnya buku ini telah mempengaruhi beberapa karya terbesar dunia dalam bidang seni, kesustraan, dan musik. Buku ini memiliki pengaruh yang sangat besar atas terbentuknya sistem hukum. Alkitab dipuji karena gaya sastranya disegani oleh banyak orang terpelajar. Pengaruhnya sungguh amat dalam terhadap kehidupan orang-orang dari segala lapisan masyarakat. Buku ini telah menggugah loyalitas yang luar biasa dalam diri banyak pembacanya. Ada yang bahkan telah mempertaruhkan nyawa hanya untuk membacanya.

Di lain pihat, terdapat keragu-raguan akan Alkitab. Ada orang-orang yang memiliki pendapat-pendapat yang kokoh tentang Alkitab meskipun mereka secara pribadi belum pernah membacanya. Mereka mungkin mengakui nilai sastra atau nilai sejarahnya, namun mereka bertanya-tanya: Bagaimana mungkin sebuah buku yang ditulis ribuan tahun lalu dapat relevan dalam dunia yang modern ini? Kita hidup dalam "era reformasi". Informasi terkini dari peristiwa-peristiwa hangat dan teknologi mutakhir dapat diperoleh dengan sangat mudah. Saran-saran "pakar" terhadap hampir semua problem kehidupan modern telah tersedia. Sebenarnya, apakah Alkitab membuat keterangan yang praktis bagi zaman sekarang?
Sebuah laporan yang diterbitkan pada tahun 1994 menyatakan bahwa para pendidik benar-benar yakin bahwa Alkitab terpatri begitu kuat dalam kebudayaan Barat sehingga: "siapa pun orangnya, beriman ataupun tidak, yang tidak mengenal ajaran dan kisah-kisah Alkitab akan buta budaya".

Alkitab, paling tidak adalah sebuah buku yang hendaknya saudara baca.

"Kearfian saya semata-mata saya peroleh dengan membaca sebuah buku. -Sebuah buku? Ya, dan ini adalah sebuah buku tua yang sederhana, bebas dari kepura-puraan, dan terus terang . . . Dan nama buku ini cukup sederhana, Alkitab."
-Heinrich Heine, pujangga Jerman abad ke-19.

"Alkitab adalah buku yang paling banyak dibaca sepanjang sejarah . . . Lebih banyak eksemplar yang telah tersiar dibandingkan dengan buku lain mana pun. Alkitab juga lebih sering diterjemahkan, dan ke dalam lebih banyak bahasa, daripada buku lain mana pun"
-"The World Book Encyclopedia."

"Tulisan-tulisan kuno mempunyai musuh-musuh alam; api, udara, lembap, dan jamur. Alkitab tidak kebal terhadap bahaya-bahaya demikian. Prestasi Alkitab, yang mampu bertahan melewati ganasnya waktu sampai menjadi buku yang paling mudah diperoleh, sangat luar biasa dari antara tulisan-tulisan kuno. Riwayatnya pantas diberi perhatian serius."

"Jika bahasa yangg digunakan dalam penulisan sebuah buku telah mati, buku tersebut akan mati bersamanya. Dewasa ini, tidak banyak orang dapat membaca bahasa-bahasa kuno yang digunakan dalam penulisan Alkitab. Namun Alkitab masih tetap hidup. Ia masih bertahan karena telah "belajar berbicara" dalam bahasa yang hidup yang digunakan umat manusia. Para penerjemah yang "mengajar"nya untuk berbicara dalam bahasa-bahasa lain adakalanya menghadapi rintangan-rintangan yang tampaknya tidak tertanggulangi."

"Saya mendapati lebih banyak tanda keautentikan yang pasti di dalam Alkitab daripada di dalam sejarah [sekuler] mana pun"
-Sir Isaac Newton, ilmuwan Inggris yang terkemuka.

"Alkitab memberikan nasihat yang jelas dan masuk akal sehubungan dengan kehidupan keluarga."

ADAKAH BUKU LAIN YANG:

* telah banyak berpengaruh
terhadap karya-karya terbesar
dunia dalam bidang seni,
sastra, dan musik, serta juga memiliki pengaruh yang menonjol terhadap hukum, selain Alkitab?

* telah bertahan melewati
ribuan tahun penyalinan ulang
oleh tangan manusia namun
sampai kepada kita dengan isi
yang sama seperti ketika itu ditulis, selain Alkitab?

* telah mengunggah sikap tidak mementingkan diri sehingga
beberapa orang rela mengalami
kesukaran dan bahkan mem-
pertaruhkan nyawa agar dapat menerjemahkannya, selain Alkitab?

* telah diterjemahkan ke dalam lebih dari
2.100 bahasa, sehingga dapat dimiliki oleh
90% dari keluarga manusia, selain Alkitab?

* menyinggung kebenaran-kebenaran ilmiah yang baru
ditemukan berabad-abad kemudian, selain Alkitab?

* memuat prinsip-prinsip abadi yang dapat membantu
orang-orang dari segala latar belakang, ras, etnik, dan
nasional untuk meningkatkan taraf hidup merea, selain Alkitab?

* memuat prediksi-prediksi yang jelas dan terlaksana,
sebagaimana dibuktikan oleh fakta-fakta sejarah, selain Alkitab?

Buku Yang Disalahgambarkan

"Doktrin tentang pergerakan ganda bumi yakni berputar pada porosnya serta berputar mengelilingi matahari adalah keliru, dan sepenuhnya bertentang dengan Kitab Suci."
Demikian penyataan Dewan Indeks dari Gereja Katolik Roma dalam suatu dekret pada tahun 1616! Apakah sebenarnya Alkitab tidak sejalan dengan fakta-fakta ilmiah? Atau apakan Alkitab telah disalahgambarkan?

P
ADA musim dingin tahun 1609/10, Galileo Galilei mengarahkan teleskop yang baru dikembangkannya ke langit dan menemukan empat buah bulan yang mengelilingi planet Yupiter. Apa yang dilihatnya ini membuyarkan konsep yang dipercayai pada waktu itu bahwa semua benda angkasa pasti mengorbit bumi.
Sebelumnya, pada tahun 1543, astronom Polandia Nicolaus Copernicus mencetuskan teori bahwa planet-planet berputar mengelilingi matahari. Galileo meneguhkan bahwa ini adalah kebenaran ilmiah.

Namun, bagi para teolog Katolik, pemikiran ini adalah bidah. Gereja telah lama percaya bahwa bumi adalah pusat dari alam semesta. Pandangan ini didasarkan atas penafsirann hurufiah dari ayat-ayat yang menggambarkan bahwa bumi dikukuhkan:

*Mazmur 104:5,
yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk seterusnya dan selamanya.

Galileo dipanggil ke Roma dan menghadap lembaga Inkwisisi. Setelah menjalani pemeriksaan yang sangat cermat, ia dipaksa untuk menarik kembali penemuannya, dan ia menghabiskan sisa hidupnya sebagai tahanan rumah.

Pada tahun 1992, sekitar 350 tahun setelah kematian Galileo, Gereja Katolik akhirnya mengakui bahwa Galileo memang benar. Namun jika Galileo benar, apakah itu berarti Alkitab yang salah?

"Menemukan Makna Yang Sesungguhnya Dari Bagian-Bagian Alkitab."

Galileo yakin bahwa alkitab itu benar. Sewaktu penemuan ilmiahnya berbenturan dengan penafsiran yang ada tentang ayat-ayat Alkitab tertentu, ia bernalar bahwa para teolog tidak memahami arti sesungguhnya dari bagian-bagian Alkitab itu. Bagaimanapun juga, "dua kebenaran tidak mungkin saling bertentangan". Ia memperlihatkan bahwa istilah-istilah sains yang tepat tidak bertentangan dengan bahasa sehari-hari dari Alkitab. Namun para teolog tidak mau dipengaruhi. Mereka berkukuh bahwa semua pernyataan Alkitab tentang bumi harus diterima secara harfiah. Sebagai akibatnya, mereka tidak hanya menolak penemuan Galileo namun mereka juga kehilangan makna yang sesungguhnya dari pernyataan-pernyataan Alkitab semacam itu.

Benar, akal sehat hendaknya memberitahu kita bahwa sewaktu Alkitab merujuk kepada "keempat penjuru bumi", itu tidak berarti bahwa para penulis Alkitab menganggap bumi persegi secara harfiah. (Penyingkapan 7:1) Alkitab ditulis dalam bahasa rakyat, sering kali menggunakan kata-kata kiasan yang jelas. Maka sewaktu Alkitab berbicara tentang bumi memiliki "keempat penjuru", suatu 'tumpuan' yang tahan lama, "dasar", 'sendi-sendi', dan 'batu penjuru', Alkitab tidak sedang memberikan uraian ilmiah tentang bumi; Alkitab jelas menggunakan gaya bahasa metafora, seperti yang sering kali kita lakukan dalam percakapan sehari-hari. Yes. 51:13; Ay. 38:6.
Misalnya, para astronom yang berpikiran paling literal sekalipun dewasa ini menggunakan istilah 'terbit' dan 'terbenam'nya matahari, bintang, dan rasi - meskipun sebenarnya, benda-benda ini kelihatannya saja bergerak karena peredaran bumi. Bukan karena naik(terbit) atau turunnya(terbenam) matahari.

Dalam bukunya Galileo Galilei, seorang penulis biografi bernama L. Geymonat menulis:
"Para teolog picik yang hendak membatasi sains berdasarkan penalaran Alkitab justru mendatangkan cela ke atas Alkitab itu sendiri." Dan itulah yang terjadi.
Sebenarnya, penafsiran para teolog atas Alkitab -bukan Alkitab itu sendiri- yang justru merupakan pembatasan yang tidak masuk akal atas sains.

Demikian pula, para fundamentalis agama dewasa ini menyimpangkan Alkitab sewaktu mereka berkeras bahwa bumi diciptakan selama enam hari yang masing-masing panjangnya 24 jam. (Kej. 1:3-31) Pandangan demikian tidak selaras dengan sains, juga dengan Alkitab. Dalam Alkitab, maupun dalam bahasa sehari-hari, kata "hari" adalah istilah yang fleksibel, yang menyataan satuan waktu dari jangka waktu yang berbeda-beda panjangnya. Di Kejadian 2:4, seluruh enam hari penciptaan ditunjukkan sebagai satu "hari" yang mencakup semuanya. Kata Ibrani yang diterjemahkan "hari" di dalam Alkitab dapat berarti "suatu waktu yang lama". Maka, tidak ada alasan dari Alkitab untuk berkeras bahwa hari penciptaan masing-masing terdiri dari 24 jam. Dengan mengajarkan yang sebaliknya, para fundamentalis menyalahgambarkan Alkitab. -Lihat: 2 Petrus 3:8.

Sepanjang sejarah, para teolog seringkali menyimpangkan Alkitab. Pertimbangan segi-segi lain bagaimana agama-agama Susunan Kristen telah menyalahgambarkan apa yang Alkitab katakan.